Alhamdulillah, patut kita panjatknt puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Taala atas limpahan rahmat dan taufiq-Nya yang dicurahkan kepada kita semua sehingga pada hari ini kita dapat rnerayakan hari kemenangan. Kita gembira merayakan kemenangan karena selama satu bulan kita berhasil berjuang melawan hawa nafsu di bulan suci Ramadan.
Kita tentu berharap semoga Tuhan menerima segala perjuangan tersebut dengan mengampuni segala dosa-dosa yang pernah kita perbuat. Ampunan dosa ini diharapkan sesuai dengan jaminan Rasulullah Saw dalam salah satu sabdanya yang artinya: “Bulan Ramadan adalah bulan yang telah diwajibkan oleh Allah puasa dan aku mencontohkan kepadamu bangun sembahyang di malam hari, maka siapa yang puasa dan melaksanakan sembahyang di malam hari (tarwih dan kiyamullail) semata-mata karena iman dan mengharap ridha Ilahi, akan diampuni segala dosa-dosanya laksana ia baru dilahirkan dari perut ibunya.”(H.R. Ibn Majah Albaihaqi).
Hanya saja perlu kita waspadai doa Jibril pada hari raya idil fitri. Doa tersebut sangat perlu diwaspadai karena doa itu diajukan khusus oleh Malaikat Jibril kepada Allah SWT., bahkan doa tersebut diaminkan oleh Baginda Rasulullah Saw. Kita dapat membayangkan betapa kerasnya doa ini sehingga malaikat Jibril sendiri meminta kepada Baginda Rasul untuk mengaminkannya.
Dalam satu riwayat dijelaskan bahwa “pada suatu hari takkala Rasulullah Saw bersama sahabatnya selesai melaksanakan hari raya idil fitri, Beliau mengucapkan kata Amin tiga kali. Amin, Amin, Amin ya Allah. Mendengarkan ucapan tersebut, para sahabat tertegun melihat peristiwa ini sebab tidak biasanya Rasulullah berbuat demikian. Lalu para sahabat balik bertanya : Wahai Rasulullah, baru saja kami mendengarkan Engkau mengucapkan Amin sebanyak tiga kali, ada apa gerangan wahai Rasulullah sehingga mengucapkan hal tersebut? Mendengar pertanyaan itu, Rasulullah Saw menjawab :” Wahai Sahabatku, baru saja Malaikat Jibril datang menghampiriku dan meminta kepadaku untuk mengaminkan doa yang akan dipanjatkan kepada Allah SWT di hari raya idil fitri ini”. Mendengar jawaban tersebut, para sahabat semakin penasaran untuk mengetahui isi dari doa malaikat Jibril ini. Rasul menjelaskan bahwa Malaikat Jibril berdoa sebagai berikut :” Ya Allah. di hari raya idil fitri ini janganlah sekali kali Engkau menerima amal ibadah dari segenap anak yang durhaka kepada orang tuanya sebelum ia bertobat kepadanya. Lalu aku mengucapkan Amin. Kemudian Jibril melanjutkan doanya, Ya, Allah aku mohon kepadaMu janganlah engkau menerima amal puasa dan amal kebajikan lainnya suami-isteri yang belum saling memaafkan di hari raya idil fitri ini. Aku pun menjawab Amin. Lalu Jibril pun melanjutkan doanya, Ya Allah, Aku mohon padamu, jangan pula Engkau menerima amal puasa dan ibadah dari seorang muslim yang belum saling memaafkan di hari raya idil fitri ini.Aku pun menjawab Amin.
Ketiga doa ini, perlu diwaspadai jangan sampai isi doa tersebut terkait dengan diri kita yang pada hari ini merayakan kemenangan. Betapa tidak, bila hal ini tidak diwaspadai, boleh jadi manusia merasa merebut kemenangan dalam perjuangan melawan hawa nafsu di hari raya idil fitri namun kemenangan tersebut dianulir oleh sang dewan yuri. Dianulir karena sikap saling memaafkan belum dilaksanakan antara anak dengan orang tuanya, antara isteri dengan suaminya dan antara sesama manusia.
Kita masih mengenang suatu peristiwa nyata yang terjadi di masa Rasulullah saw. Diceriterakan Oleh Anas radiallahu Anhu. Beliau berkata bahwa :pada zaman Rasulullah ada seorang sahabat bernama Alqomah. Pemuda ini sangat rajin dan taat beribadah. Pada suatu hari, pemuda ini sakit berat dan sekarat. Melihat kondisi demikian, Isteri Alqomah meminta bantuan pada tetangganya untuk menyampaikan hal ini kepada Rasulullah. Bahwa Alqamah dalam sakaratul maut. Seusai utusan ini bertemu Rasulullah, maka Baginda mengutus empat sahabatnya yakni : Bilal, Ali, Salman dan Ammar untuk melihat keadaan Alqamah dan menuntun untuk membaca kalimat Laa illaha illallah. Ketika para sahabat menuntun membaca kalimat tersebut, pemuda yang rajin shalat , puasa dan bersedekah ini tidak mampu mengucap sesuatu seolah-olah lidahnya terkunci mengucapkan kalimat tersebut. Pada hal nafasnya tinggal dikerongkongan. Melihat kondisi ini, sahabat mengutus Bilal untuk menyampaikan kondisi Alqomah ini kepada Rasulullah. Seterimanya informasi dari Bilal, Rasulullah bertanya : Bilal, apakah ia masih mempunyai ayah dan ibu ? Bilal menjawab: Ayahnya telah meninggal , sedang ibunya masih hidup tetapi sudah terlampau tua. Mendengar keterangan tersebut, Rasulullah berkata :”Bilal, pergilah kepada Ibu Alqomah, sampaikan salamku kepadanya dan katakan : Jika engkau dapat berjalan pergilah kepada Rasulullah saw dan jika tidak dapat maka Rasulullah saw akan datang menjumpaimu”. Mendengar pesan tersebut, Ibu Alqomah yang tua renta ini menjawab ” sayalah yang pantas untuk menghadap pada Nabi. Diambilnya tongkat dan mulailah lbu Alqomah berjalan hingga masuk kerumah Nabi saw. Sesudah ia memberi salam, ia duduk didepan Nabi. Lalu Nabi saw bertanya “Beritakan yang sebenarnya kepadaku, jika kau dusta niscaya akan turun wahyu memberitahu kepadamu
Bagaimanakah keadaan alqomah ‘? tanya Rasulullah kepada Ibu Alqomah. Orang tua itu pun menjawab” Alqomah sangat rajin shalat, puasa, sedeqah dan amalan lainnya. Nabi pun bertanya lagi ` Lalu bagaimana hubunganmu dengan anakmu itu ? ” Saya sangat murka kepadanya ” -Mengapa demikian ?” Karena semenjak dia beristeri dia lebih mengutamakan isterinya daripada aku bahkan dia sudah berani menentangku”. Mendengar jawaban tersebut, Rasulullah berkata bahwa murka ibunya inilah yang mengunci mulut alqomah mengucapkan kalimat Laa ilaha illallah diakhir hayatnya”. Pada saat itu Baginda memerintahkan Bilal untuk “untuk mengumpulkan kayu bakar sebanyak-banyaknya untuk membakar Al,qamah. Mendengar perintah itu, Ibu Alqomah bertanya :” Ya, Rasulullah, apakah putra buah hatiku ini akan kau bakar di depanku, bagaimana mungkin aku dapat menerima hal ini ?” Rasulullah bersabda :” Hai ibu alqomah, siksa Allah jauh lebih berat dan kekal, karena itu jika kamu ingin Allah mengampuni dosa anakmu, maka kau harus ridho kepadanya.
Demi Allah yang jiwaku ada ditangannya, tidak akan berguna shalat, sedekah dan puasanya selama engkau belum memaafkan dosanya”. Lalu ibu Alqomah mengangkat kedua tangannya dan berkata” Ya Rasulullah, saya mempersaksikan kepada Allah di Iangit dan kau Ya Rasulullah dan siapa saja yang hadir di tempat ini bahwa saya telah ridha dan memaafkan segala dosa Alqomah”. Mendengar ucapan tersebut, Rasulullah menyuruh Bilal pergi melihat Alqomah apakah sudah mengucap Laa ilaha illallah. hal ini dilakukan karena Rasulullah kuatir kalau-kalau ibu Alqomah mengucapkan itu tidak keluar dari lubuk hatinya. Namun ketika Bilal sampai di pintu rumah Alqomah, tiba-tiba terdengar suara Alqomah membaca: Laa ilaha illallah.
Sesudah dimandikan, dikafani dan dimakamkan, Nabi Saw. berdiri di atas tepi kuburan Alqomah sambil berkata:” wahai sahabat muhajirin dan Anshar, siapa saja yang lebih mengutamakan isterinya dari pada ibunya maka ia akan dilaknat oleh Allah, malaikat dan manusia semuanya. Bahkan Allah tidak akan menerima segala amal kebajikan baik fardu maupun sunat, kecuali jika manusia benar-benar bertobat kepada Allah dan berbuat baik kepada ibunya dan minta keridhaannya. Sebab ridha Allah bergantung pada ridha orang tua dan murka Allah bergantung pada murka kedua orang tua.
Hal lain yang perlu diwaspadai dari doa malaikat Jibril di Hari Raya Idul Fitri adalah saling memaafkan antara suami dan isteri. Apabila perilaku saling memaafkan antara suami dan isteri belum dilaksanakan maka sia-sialah shalat. puasa dan amalan-amalan lain yang diperbuat selama dalam bulan Ramadan. Bukankah survey di lapang menunjukan bahwa manusia dalam mengarungi bahtera kehidupan rumah tangga sangat banyak gelombang dan badai yang menghantam. Tidak sedikit dosa yang dibuat oleh suami terhadap isterinya. Sebaliknya tidak sedikit pula dosa yang diperbuat oleh isteri terhadap suaminya. Bahkan hampir tiada hari tanpa dosa yang diperbuat oleh keduanya. Karena itu adalah sangat wajar apabila di Hari Raya Idul Frtri ini ketika merayakan kemenangan, suami isteri saling memaafkan.
Dalam perjalanan Isra Mi’raj Nabi Muhammad Saw, Beliau melihat banyak sekali wanita berada di neraka. Lalu sahabat bertanya, apakah penyebabnya wahai rasul? Nabr menjawab karena kebanyakan diantara mereka yang durhaka kepada suaminya akibat tidak pandai `bersyukuratas apa yang diberikan kepadanya.
Demikian pun terhadap hubungan sesama manusia. Setiap orang perlu mewaspadainya karena bisa saja. dapat mengugurkan amalan ibadah yang diperbuat selama ini. Bahkan Rasulullah Saw, dalam suatu riwayat menjelaskan bahwa: ” Pada hari kemudian nanti ada dua golongan yang tidak akan dipandang oleh Allah yakni orang yang memutuskan tali silaturahmi dan orang yang suka berbuat buruk kepada tetangganya.
Ramadan telah kita jalani. Ramadan telah melatih dan menggembleng kita untuk melawan hawa nafsu. Mari kita buka mata dan hati bahwa pangkat, jabatan dan harta yang kita miliki hanyalah titipan semata. Karenanya janganlah dengan hal tersebut membuat kita lupa diri dan berbangga hati. Demikian pun dengan titel berenteng yang kita sandang, janganlah membuat kita angkuh dan sombong apalagi memutuskan silaturrahmi, karena hal tersebut dapat meruntuhkan amalan ibadah yang kita bangun selama ini. Semoga Hari Raya Idul Fitri ini, dapat membuka lembaran baru, kita memohon ampun atas segala dosa yang kita perbuat antar sesama manusia. Mari buka hati kita masing-masing, bentangkan kembali silaturrahmi antara sesama; mari kita buang jauh-jauh buruk sangka, iri hati, dengki, benci dan dendam karena hal tersebut merupakan kotoran batin yang dapat menyumbat saluran kedekatan dengan Ilahi. Mari saling menghargai: saling menghormati, saling nasehat-menasehati, saling ingat mengingatkan sekaligus saling memaafkan di hari kemenangan ini. Mari kita hindarkan diri untuk saling gasak, saling gesek dan saling gosok antara satu sama lain, karena sungguh sikap dan prilaku tersebut tidak Islami dan dapat meruntuhkan amal kebajikan yang kita perbuat.
Sekali lagi mari kita waspadai doa malaikat Jibril tersebut dengan membuka hati selebar lebarnya untuk saling memaafkan di Hari Raya Idul Fitri ini. Semoga dengan sikap tersebut, kita dapat merayakan kemenangan melawan hawa nafsu dengan meraih “Piala Citra” berupa ampunan dosa dari Allah Semoga!.
Filed under: Opini
subhanalloh…rupanya miris juga kalau membaca…tapi mesti disikapi dengan sebaikbaiknya..mumpung belum idul fitri.Terima kasih Prof atas tausyiahnya…mengingatkan saya bersegera minta maaf.sekali lagi terima kasih
ASS. WR. WB
maaf doa malaikat jibril di atas teks arabnya ada di kitab apa ya ustadz? mohon penjelasan karena ada jamaah kami yang menanyakannya? terima kasih was. wr wb (husnul – jawa tengah)